TY - JOUR AU - Muhammad Fathih AU - Tutik Hamida AU - Aunur Rofiq PY - 2022/09/28 Y2 - 2024/03/29 TI - Manajemen Kepemimpinan dalam Perspektif Tafsir Al-Manar JF - Eduprof : Islamic Education Journal JA - Eduprof VL - 4 IS - 2 SE - Articles DO - 10.47453/eduprof.v4i2.106 UR - https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/106 AB - Leadership is a very important aspect of human life. As it is known that humans are created as social beings, meaning that in living their lives on this earth, humans cannot walk individually. Therefore, humans as creatures who need each other need to have a leader to be able to direct and align the goals to be achieved by each individual. Leadership in the Qur'an itself is explained by various terms and different editors, one of which is in one editor it is termed ulul amri while in another it is described as caliph. Researchers in this study will examine these two keywords according to the perspective of Tafsir Al-Manar. With the results, said the caliph in Q.S Al-Baqarah verse 30 explaining that humans in this world have a duty as khalifatullah on earth, therefore two tasks must be carried out by humans, the first task is to be able to prosper the earth through the potentials that Allah has given. give to humans as well as reason and mind, secondly, the duty is to always carry out Allah's commands and stay away from His prohibitions. Meanwhile, the word ulul amri in Q.S An-Nisa' verse 59 hints to the leader to put forward a democratic leadership attitude in the sense of always building teamwork and deliberation in deciding and determining a case. return to the truth of the Qur'an, Hadith, and the results of the official ijma'. Rasyid Rida's interpretation of ulil amri to ahlul halli wal aqdi indicates that leaders must be appointed from people who have the competence and understand the common good.AbstrakKepemimpinan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagaimana diketahui bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, artinya dalam menjalani kehidupannya di muka bumi ini, manusia tidak bisa berjalan secara perindividu. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu sama lainnya perlu memiliki seorang pemimpin untuk bisa mengarahkan dan menyelaraskan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu. Kepemimpinan dalam Al-Qur’an sendiri dijelaskan dengan berbagai Istilah dan redaksi yang berbeda-beda, salah satunya dalam satu redaksi di istilahkan dengan ulul amri sedangkan di redaksi lain dijelaskan dengan khalifah. Peneliti dalam penelitian ini akan mengkaji dua kata kunci tersebut menurut perpektif Tafsir Al-Manar. Dengan hasil, kata khalifah dalam QS Al-Baqarah ayat 30 menjelaskan bahwa manusia di dunia ini memiliki tugas sebagai khalifatullah di muka bumi, oleh karena itu ada dua tugas yang harus dijalankan manusia, pertama bertugas untuk bisa memakmurkan bumi melalui potensi-potensi yang sudah Allah berikan kepada manusia seperti halnya akal dan pikiran, kedua, bertugas untuk selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Sedangkan kata ulul amri dalam QS An-Nisa’ ayat 59 mengisyaratkan kepada pemimpin untuk mengedepankan sikap kepemimpinan yang demokratis dalam artian selalu membangun kerjasama tim dan musyawaroh dalam memutuskan dan menentukan suatu perkara, Kemudian apabila memang terdapat perbedaan pandangan atau pendapat maka pemimpin dan semua anggotanya harus mengembalikan kepada kebenaran Al-Qur’an, Hadist dan hasil ijma’ resmi. Penafsiran Rasyid Rida tentang ulil amri kepada ahlul halli wal aqdi mengindikasikan bahwa pemimpin harus benar-benar diangkat dari orang yang memang memiliki kompetensi dan mengerti akan kemaslahatan bersama. ER -